Komunitas Sejuta Guru Ngeblog

Komunitas Sejuta Guru Ngeblog
KSGN

Sunday, April 26, 2020

Tulisan yang Menarik adalah Tulisan yang Mampu Menggugah Emosi Pembaca


MENGGUGAH EMOSI PEMBACA, ITULAH INDIKATOR TULISAN MENARIK

Narasumber: Budiman Hakim



Bagaimanakah kita menentukan sebuah tulisan itu menarik atau tidak? Mudah saja! Tulisan yang bagus adalah yang mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi ketika membaca sebuah novel lalu pembaca menangis tersedu-sedu karena isinya menguras air mata, maka novel tersebut dapat dibilang sukses.

Begitu juga kalau kita menulis buku humor. Patokan bagus atau tidaknya gampang banget. Cara menilainya cuma dengan satu pertanyaan, Apakah buku kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak. Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu menggugah emosi pembacanya. Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’.


Ketika kita ingin menulis, seringkali kita sulit memulai karena gak punya ide. Orang-orang banyak yang mengistilahkan kondisi ini dengan writers’ block. Nah, untuk mengantispasi hal ini ada dua hal yang bisa kita lakukan.

Pertama, manfaatkan emosi. Caranya sangat sederhana. Tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari. Metode ini biasa saya sebut dengan CERPENTING. Singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting.

Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita. Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita ketawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita tergugah. Jadi tuliskanlah peristiwa tersebut.

Perlu dipahami dengan benar bahwa ceritanya harus benar-benar TIDAK PENTING.

Kalo menuliskan dilema diajak pacar untuk pindah agama maka itu cerita penting. Kalau bercerita tentang anak yang terpengaruh temannya nyoba narkoba maka itu cerita penting.

Cerpenting haruslah cerita yang tidak penting itu sebabnya METODE LATIHAN MENULIS ini disebut cerpenting = Cerita Pendek Tidak Penting. Ceritanya bisa macem-macem. Cari cerita yang paling REMEH tapi bikin kita ketawa, marah, terharu, pokoknya semua rasa yang yang menggugah emosi kita.

Misalnya yang punya anak kecil pastinya sering ngakak ngeliat kelucuan anaknya. Iya kan? Atau kalau kita lagi naik motor terus kehabisan bensin sementara kita juga lupa bawa duit karena gak sempet ke ATM. Udah jauh-jauh dorong motor pas sampe ternyata mesin ATMnya rusak. Ngeselin, kan? Atau kalau mau cerita horor waktu dikejar-kejar oleh kecoa terbang?

Pokoknya pengalaman remeh apapun yang kita alami, selama itu menggugah emosi. Tuliskan!

Menulis cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING. Kenapa? Kalau kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang SANGAT SEPELE, apalagi kalo kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING, pastinya bakalan jadi bagus banget

Jika sudah terbiasa menulis cerpenting maka kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis. Ya pastilah, topik sepele saja kita mampu, kok. Itu pointnya. Gak usah mikirin apa gunanya tulisan itu. Anggap aja itu adalah latihan menulis yang menyenangkan. Kenapa menyenangkan? Karena kita mengalaminya sendiri dan terbukti menggugah emosi, jadi gak ada salahnya kita abadikan.

Menulis itu sama seperti memasak. Supaya tambah enak, tambahkanlah bumbu-bumbu. Jadi mulai sekarang, setiap kita tergugah emosinya, langsung dicatat. Simpan di laptop. Kumpulkan dalam satu folder dan beri nama ‘SUMBER IDE’. Setiap kali kita butuh ide untuk menulis, kita tinggal buka folder itu. Inspiratif, kan? Kalau kita mau lebih peka terhadap apa yang terjadi pada kita sehari-hari, sebetulnya ada banyak yang bisa kita tuliskan menjadi cerpenting.

Kedua,  Memancing Emosi,
Dari emosi yang kita dapat bisa kita konversikan menjadi ide. Kita sering dengar orang ngomong, "Jangan tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka in shaa Allah kita akan menjadi kaya." juga demikian dengan kalimat motivasi untuk menulis "JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU."

Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa menulis kalo belom ada ide? Sering kita mendengar orang ngomong begini, 'Aku mau nulis tapi belum ada ide nih.' Nah, itu keliru.

Perlu ditekankan bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCINg. Persoalannya, bagaimana cara memancingnya?

Caranya adalah dengan memperhatikan sekeliling kita. Lalu tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian gabungkan dan susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang. Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide.

Meskipun belom punya ide. Nyalakanlah laptop kalian. Duduk di depannya. Buka software WORDS. Taruh jemari kalian di atas tuts seakan-akan kalian sudah mendapat ide untuk ditulis. Intinya adalah biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide datang. Cara menulis seperti itu adalah cara untuk memancing ide datang.

Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang menarik. Silakan mencoba memperaktekkan metode ini. Karena sebuah metode sulit dipahami kalau tidak dipraktekan.

Dan biasanya para peserta merasa metode ini sangat membantu ketika otak kita mandeg.

Jika kita posting tulisan sebanyak 30 kali, bandingkan tulisan yang pertama dan yang terakhir. Pasti terlihat kemajuannya. Menulis itu sebuah proses. Menulis bukan skill yang bisa diperoleh dalam waktu semalam. Jadi kita memang harus berlatih. Berlatih memang sebuah periode yang membosankan. Itu sebabnya metode ini diciptakan supaya proses latihan jadi menyenangkan.

Kita seperti lagi melakukan permainan 6 kata. Situasinya fun tapi berpotensi menjelma menjadi tulisan yang berkualitas master piece. Perlu ditanbah bumbu-bumbu supaya tulisan menarik. Misalnya kita bisa memakai kutipan orang lain. Kita bisa memasukkan humor ke salah satu adegan cerita yang sesuai dengan konteksnya. Dan macam-macam lagi.

Menulis itu bukan untuk menyenangkan orang lain. Menulis itu adalah untuk menyenangkan diri sendiri. Kalau orang ternyata suka, anggap saja itu bonus.

Dalam penulisan gak usah dipikirin rumus-rumus. Karena menulis itu masalah imajinasi. Dan imajinasi itu selalu ngacak tanpa ada rumusnya. Tulisan harus disesuaikan dengan karakter kita. Biasanya kita suka tergugah emosinya. Pokoknya kalo kita tergugah emosinya ya tuliskan! Soal jadinya lucu, sedih, ngeseli, menghibur, marah...biarkan aja jadinya seperti apa. Pokoknya emosinya terdapat di dalamnya.

Dalam menulis sebuah buku ada tema besar dengan konfliknya. Namun dalam setiap bab harus ada konflik turunan/konflik yang lebih kecil namun berintegrasi dengan topik besarnya. Itu yang membuat buku kita bagus karena kaya dimensi.

Intinya adalah bahwa kita sebagai manusia harus mempunyai creative attitude. Bahwa setiap hal-hal kecil yg kita tangkap selalu membuat kita terpicu untuk menuliskannya.

Dalam penulisan kita akan memasuki dua ruangan. Yang satu ruang imajinasi. Yg lain ruang editing. Yg pertama harus kita masuki adalah ruang imajinasi. Di sini kita harus berimajinasi sebebas-bebasnya. Lupakan tata bahasa, lupakan norma dan lupakan nilai-nilai apapun. Setelah cerita selesai ditulis barulah kita masuki ruang editing. Di sinilah semua tata bahasa dan nilai-nilai tadi kita masukkan. Di sinilah hati nurani menjadi sensor kita.

Kesimpulannya adalah ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI dalam cerita itu.


12 comments: