Komunitas Sejuta Guru Ngeblog

Komunitas Sejuta Guru Ngeblog
KSGN

Saturday, September 12, 2020

Organisasi Profesi Guru

Organisasi Guru seharusnya hanya satu. Namun aturan untuk itu belum ada. Setiap guru boleh memilih organisasinya masing-masing. Tidak ada paksaan dalam berorganisasi. Lebih baik kita mengasah diri. Mengkritik itu mudah, menjadi pemimpin guru yang susah.


Dulu saya kira Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) itu beda. Ternyata isinya sama. Keduanya dipimpin oleh mereka yang bukan guru. Belum ada guru yang mampu memimpin organisasi besar seperti PGRI. Anggotanya menyebar dari pusat hingga daerah. Alamat kantornya jelas dan ada pegawai yang bekerja melayani semua guru. Organisasi tidk terlihat besar di dunia maya saja, tapi juga di dunia nyata.


Saat ingin organisasi guru seperti itu dan dikelola dengan prinsip manajemen yang baik. Keuangan dikelola secara transparan dan setiap anggota memberikan iuran, karena darah organisasi adalah iuran anggota. Kemudian saya membentuk organisasi guru yang semuanya guru. Namanya Ikatan Profesi Guru Indonesia disingkat IPGI. Banyak guru menyambut dengan suka cita. Kami meresmikannya di Gedung Sertifikasi Guru kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ).


Organisasi berjalan bagus dan mulus. Namun sayang dikhianati  oleh ketuanya sendiri. Arah organisasi melenceng jauh dari harapan. Kami langsung bekukan organisasinya sebelum berkembang. Pak Namin sebagai sekjen mengundurkan diri karena diangkat jadi dosen di perguruan tinggi. Saat itu kita berkomitmen bahwa organisasi guru dipimpin oleh guru. Mereka yang bukan guru dimohon untuk tidak bergabung dalam organisasi guru.


Saya arahkan semua anggota untuk ikut organisasi guru lainnya. Ada yang bergabung di PGRI dan di IGI. Ada juga yang bergabung di FSGI, Federasi Serikat Guru Indonesia. Saya beri kebebasan untuk memilih sendiri. Mereka bisa menyalurkan potensinya untuk belajar berorganisasi dan memimpin organisasi guru.


Tapi mereka banyak yang kecewa. Sebab organisasi guru yang mereka ikuti tidak dipimpin oleh guru. Mulailah mereka menyatu dalam berbagai komunitas guru untuk berbagi ilmu. Baik dalam dunia maya maupun nyata. Kami sering kopdar dan berdiskusi untuk memajukan organisasi masing-masing. Seharusnya organisasi guru dipimpin oleh guru, namun banyak guru yang nampaknya belum mampu.


Akhirnya banyak komunitas guru lahir. Saya sendiri bersama kawan kawan lainnya membentuk komunitas guru TIK dan sudah berbadan hukum. Namanya komunitas guru TIK dan KKPI disingkat KOGTIK. Seiring perjalanan waktu, organisasi kami bergabung di Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenias (APKS) PGRI yang misi dan visinya sama dengan organisasi kami. Kemudian kami beri nama Ikatan Guru TIK PGRI.


Setiap kali ada undangan rapat dan kegiatan organisasi profesi guru kami diundang oleh kemdikbud. Kita presentasikan apa-apa yang sudah kami lakukan untuk meningkatkan kompetensi guru. Terakhir kami berikan buku informatika karya guru TIK ke mendikbud Nadiem Makarim secara langsung. Kami bekerjasama dengan penerbit andi untuk membuat buku informatika yang berkualitas.


Sekarang ini ada 35 organisasi guru yang diakui GTK kemdikbud dan diundang dalam kegiatan refleksi organisasi profesi Guru. Kita berkumpul dalam melakukan refleksi organisasi profesi guru. Kita belajar dari lahirnya sumpah pemuda. Walaupun organisasinya berbeda, kita tetap bersatu dalam satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa kita. Mereka tetap berada pada organisasinya masing-masing dan saling mendukung untuk kemerdekaan republik Indonesia.


Semua perwakilan organisasi guru yang hadir setuju untuk membuat forum organisasi guru. Di hotel Aryaduta kita bertemu beberapa waktu lalu. Kami sepakat untuk membentuk forum silahturahim organisasi profesi guru. Walaupun nama organisasi kita berbeda, namun kita tetap menyatu dalam sebuah misi sama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa.


Semoga semua organisasi guru bersatu. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang kita cita-citakan bersama. Tujuan kita sama untuk memajukan Indonesia. Sesuai undang-undang Dasar negara republik Indonesia tahun 1945. Itulah yang menjadi rujukan kita.


Semoga mereka yang bukan guru sadar diri untuk membentuk organisasinya sendiri. Guru Indonesia harus bersatu dan bisa memimpin organisasinya sendiri. Jadilah pengurus organisasi yang amanah dan bermanfaat untuk semua. Kepentingan guru harus didahulukan agar guru memiliki kesejahteraan, penghargaan, perlindungan, dan keamanan yang baik. Guru Indonesia harus sejahtera, termasuk guru-guru yang masih berstatus guru honorer.


Biarkan kami para guru mengurus organisasinya sendiri. Dari guru oleh guru dan untuk guru. Sekarang kita sebagai guru harus mampu menjadi pemimpin organisasi guru. Bisa gabung di PGRI atau bergabung di luar PGRI. Hidup ini pilihan kawan. Silahkan pilih sesuai hati nuranimu.


Sekarang era kebebasan berpendapat dan dilindungi oleh undang-undang. Setiap guru bebas berorganisasi dan menyampaikan pendapat. Kalau saya sih ingin organisasi guru seperti IDI. Ikatan dokter Indonesia. Tidak ada yang bukan dokter menjadi anggotanya.


Dari sekian juta guru, saya termasuk guru yang ingin organisasi guru itu satu saja. Tapi di era kebebasan menyampaikan pendapat kita harus legowo menerima pendapat berbeda. Tinggal adu program saja. Kalau pengurusnya amanah pasti berkah dan anggota merasakan manfaat dari organisasi guru yang diikutinya.  


Selama saya bergabung di PGRI belum semua anggotanya guru dan itu tidak salah karena anggaran dasar dan angaran rumah tangga PGRI membolehkan itu. Jadi kalau ingin semuanya guru harus dirubah dulu AD dan ART-nya hehehe.


Salam Blogger persahabatan 


Omjay 

Guru Blogger Indonesia 

Blog http://wijayalabs.com



ketika saya kehabisan ide

Kehabisan Ide dalam Menulis. 

Kehabisan ide seringkali menurunkan semangat untuk menulis. Begitulah seorang sahabat guru menuliskan. 

Bagi saya apa yang dirasakannya benar sekali. Sebab saya juga merasakannya ketika saya mulai kehabisan ide dalam menulis.

Rasanya malas banget untuk menulis. Apalagi seabrek kegiatan ada di depan mata. Belum lagi ditambah dengan masalah anak yang sakit. 

Seperti malam ini.  Harus antar anak bungsu ke Dokter umum. Sebagai ayah siaga,  saya harus siap antar jaga. 

Mata Berlian sakit katanya. Jadi kami bawalah ke klinik 24 jam. Alhamdulillah dokternya ada dan dikasih obat mata. 

Pulang dari dokter klinik 24 jam, istri minta langsung ke GS supermarket untuk belanja persediaan menghadapi PSBB. Jadilah saya ternak teri hari ini. Anter anak, antar istri,  hihihi. 

Ide menulis sudah habis. Tapi masih juga bisa menulis. Tak tega melihat anak menangis. Dari hidungnya yang kembang kempis. 

Di dalam mobil saya menulis. Tidak ikut masuk ke Supermarket yang parkirnya gratis. Biarlah anak istri saja yang belanja makanan higenis. 

Setiap kehabisan ide dalam menulis. Jalan jalan adalah obatnya. Setiap kegiatan bisa dituliskan tanpa beban. Sebab menulis sudah menjadi sebuah kebutuhan.

Blog walking adalah salah satu cara saya lainnya agar tak kehabisan ide dalam menulis. Banyak blog saya kunjungi hari ini. Mulai dari blog siswa sampai guru. Banyak kisah bisa diceritakan.

Seperti blog pak Suparno yang menulis cerita kehilangan ide dalam menulis. Beliau akhirnya banyak membaca buku. Dari situlah akhirnya ide menulis muncul. 

Begitu juga membaca blog siswa. Mereka menulis tentang algoritma dan videonya.  Sangat menarik untuk dibaca. Buat mereka yang mau belajar program tingkat dasar. 

Dimana saja kita bisa menulis. Ide banyak datang di depan mata. Ini hanya masalah kebiasaan saja. Sebab tidak dibutuhkan otak untuk bisa menulis. Anda hanya perlu duduk sebentar dan memainkan jari jemari atau kedua jempol anda untuk menulis di ponsel pintar anda. 

Salam blogger persahabatan 

Omjay
Guru Blogger Indonesia 
Blog http://wijayalabs.com

Monday, September 7, 2020

Apa Itu Algoritma?

 inilah video belajar algoritma di https://www.youtube.com/watch?v=NRadRrSx4lI


coba cari 4 video lainnya dan masukkan ke blog kamu.


https://www.youtube.com/watch?v=60K7zxIjHQo










Algoritma Dasar

 Inilah Video Algoritma Dasar


Semoga bermanfaat



Tuesday, September 1, 2020

Membangun Persatuan dalam keragaman

Membangun Persatuan dalam Keragaman. 

Pagi ini saya terbangun dari mimpi. Di dalam kamar hotel seorang diri. Tak ada yang menemani. Hanya suara televisi terdengar membunuh sepi. 

Seorang kawan yang baik hati mengajak sholat tahajud di malam sunyi. Saling mengingatkan dalam kebaikan di wa group bagus sekali. Saya pun langsung angkat kaki ke kamar mandi. 

Ambil air wudhu dingin sekali. Tubuh menggigil terasa sekali. Harus dilawan untuk bertemu sang Ilahi. Melaporkan diri ke penguasa langit dan bumi. 

Segala doa dipanjatkan. Mohon ampunan tak lupa dilakukan. Allah tempat kita meminta pertolongan. Dari segala persoalan manusia yang berbuat edan. 

Hari ini hari terakhir berada di hotel Aryaduta Jakarta. Semua peserta perwakilan organisasi profesi guru akan kembali ke rumahnya. Senang sekali punya kawan baru di Aryaduta. Bertambah lagi kawan baru yang seia sekata dalam memajukan Indonesia. 

Banyak cara dilakukan mereka dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dirjen GTK Kemdikbud telah menyatukan kami dalam kegiatan bersama. Satu per satu perwakilan komisi tampil ke muka. Presentasi hasil musyawarah di kelompoknya. 

Membangun persatuan dalam keberagaman tidak mudah menyatukannya. Butuh kebesaran hati untuk saling menerima apa adanya. Sekecil apapun organisasi guru yang mereka bentuk, adalah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kegiatan Refleksi peran organisasi profesi guru akan ditutup hari ini. Masing masing organisasi guru telah memperkenalkan diri. Tinggal kita lihat kiprahnya nanti. Siapa yang programnya menyentuh hati, pasti akan diikuti para guru negeri ini. 

Ada 35 organisasi guru berkumpul di sini. Kita berusaha mencari persamaan dalam menggerakkan organisasi. Membangun persatuan dalam keberagaman bagus sekali. Bisakah kita menyatukan langkah membangun negeri? 

Kita pasti bisa kalau duduk bersama. Saling menghargai antar sesama. Duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Itulah harapan yang membahagiakan hati. 

Di depan kawan guru program kerja menanti. Berbagai masalah harus dicarikan solusi. Guru Indonesia harus bersatu dalam mencerdaskan anak negeri. Persaudaraan harus dibangun seperti saudara kandung yang rukun. Itulah resep jitu untuk membangun. 

Jangan ragu untuk melangkah menjadi yang terbaik. Kita pasti bisa menjadi guru-guru hebat yang bermartabat. Persatuan dalam keragaman harus tetap dijaga. Itulah pesan penting dari tokoh pendidikan Kihajar Dewantara.

Salam Blogger Persahabatan 

Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com