Komunitas Sejuta Guru Ngeblog

Komunitas Sejuta Guru Ngeblog
KSGN

Saturday, April 25, 2020

Untuk penulis pemula : Kiat menulis cepat dan tepat

Untuk penulis pemula : Kiat menulis cepat dan tepat

Oleh


Noralia Purwa Yunita



"Menulis dengan bebas dan secepat mungkin dan tuangkan semuanya di atas kertas. Jangan melakukan koreksi atau menulis sebelum tulisan Anda habis semuanya" 
(John Steinbeck)



Kalimat di atas sesuai dengan materi Kiat menulis cepat dan tepat di media luring dan daring yang akan dikupas tuntas bapak Catur selaku tim redaksi majalah suara guru PB PGRI. Menurut beliau, menulis bukanlah hal yang instan. Kita akan memperoleh hasil tulisan yang bagus dan selesai tepat waktu jika kita mempunyai planning yang jelas.


Bagi penulis pemula, kita pasti akan langsung menghadapi tantangan tentang bagaimana kita dapat konsisten dan menyelesaikan tulisan kita. Biasanya ketika kita menulis akan muncul beberapa kendala, yaitu :

1. Malas
Tidak ada kata malas jika ingin menjadi penulis berhasil. Menulis,,,menulis,,,dan menulis,,tidak ada hari tanpa menulis. Karena setiap penulis yang baik tentu tidak membutuhkan “mood”.  Tidak ada alasan tidak menulis, karena tidak ada mood. Mood harus disingkirkan dari benak kita jika menghambat kerja otak dalam menulis.
Pak catur mencontohkan jika kita berprofesi sebagai seorang yang bekerja menghasilkan tulisan seperti wartawan, kolumnis, dan redaktur majalah. Jika mereka bekerja mengandalkan mood, tentu karirnya akan tamat seketika.

2. Takut dan minder
Dalam menulis, jangan bandingkan tulisan kita dengan mereka yang sudah pakar. Karena menulis juga berhubungan dengan banyaknya jam terbang. TSayaakut tulisannya jelek, takut dicela, takut tulisannya sudah basi, dan takut takut lainnya. Padahal, tulisan tersebut sama sekali belum pernah dikirimkan ke penerbit atau dipublikasikan. Sebagai penulis pemula hendaknya kita membangun mindset yang lebih rapi, santai dan jangan takut mencoba. Biasanya rasa takut dan minder muncul karena kita selalu berobsesi mendapat pujian dari banyak pembaca.  Hilangnkan keinginan ini dalam menulis. Fokus pada perbaikan tulisan kita dan terus menerus untuk melakukan latihan rutin.
Jika sudah menghasilkan suatu tulisan, serahkan karya anda ke penerbit. Ditolak adalah hal biasa, tetapi jangan berputus asa dan tetap semangat. Perlahan tetapi pasti untuk terus tekun dalam menulis.

3. Mengalami writers block
Hal ini tidak hanya dialami oleh penulis pemula, tetapi hampir semua penulis pernah mengalami susah dalam mencari ide. Gunakan jurus Cerpenting dari Pak Budiman Hakim. Perhatikan sekeliling kita, karena ide itu ada dimana-mana dan menarik untuk diangkat. Luaskan pikiran kita, lihat di sekitar kita, biarkan otak kita menelaah sendiri sesuatu yang ditangkap oleh panca indera kita untuk dijadikan ide suatu tulisan.

Disamping itu, kita juga dapat membaca tulisan tulisan orang lain yang sejenis atau dari buku bacaan sebagai referensi. Sehingga ada ide-ide yang kita bisa gali lebih lanjut. Yang jelas dalam menulis dilarang keras plagiat. Jangan sampai kita menuliskan atau mengambil karya orang lain tanpa menuliskan sumber dari tulisan tersebut.

4. Miskin kosa kata
ini dapat kita atasi dengan memperbanyak membaca karya orang lain. Dengan begitu, kita akan mengetahui kata yang baik dan bagus untuk dapat dijadikan sebuah tulisan. Karena penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula.

Agar konsisten menghasilkan tulisan yang bermutu dan layak baca, ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
1. Seringlah menulis agar kemampuan menulis semakin meningkat
2. Biasakan membaca dan menambah referensi buku bacaan kita
3. Kuasai tata penulisan yang tepat yang kita gunakan saat editing nanti
4. Penulis yang baik adalah yang berani mengambil resiko
5. Janganlah segan untuk berbagi pengalaman dengan penulis lain
6. Jika sudah berhasil dalam sebuah karya, kembangkan karya tersebut, jangan sampai berhenti pada satu karya.

Isaac Asimov, seorang penulis fiksi ilmiah yang memiliki reputasi bagus, mengakui bahwa cara ia menulis adalah “simpel dan apa adanya”. Maksudnya adalah  jadilah diri kita sendiri ketika menulis. Bagaimana caranya menemukan gaya atau menjadi diri sendiri ketika menulis? Tentu dengan perbanyak menulis dan membaca untuk mempelajari gaya tulisan orang lain atau copy the master

Jangan paksakan diri dengan menulis sesuatu yang berlebihan di luar gaya kita. Kalau suka traveling, tuliskan kisah perjalanan kita. Tentu kita akan lebih mudah menuliskan sesuatu yang disukai. Tuturkan segala yang ada secara sederhana sesuai dengan gaya kita sendiri. Salah satu yang membuat seseorang tidak mampu menghasilkan tulisan yang baik adalah karena mencoba memasukkan kata atau kalimat yang membuat pembaca tidak paham pesan apa yang dimaksud dalam tulisan itu. Menulis itu untuk dibaca. Oleh karena itu, pesan dalam tulisan harus jelas dapat dipahami oleh pembaca. Jika menulis dengan kalimat yang tidak simpel, maka pesan dalam tulisan tidak akan tersampaikan. Bahkan hanya membuat kening pembaca berkerut.


"Menulislah seperti berbicara "
(pak Catur)


Ketika berbicara kepada teman, tentu tidak ada keinginan untuk menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan. Ketika berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami.

Lebih lanjut dari pak  Catur, seorang penulis yang baik, maka ia dapat menulis dengan cepat. Perlu diingat, bahwa setiap orang yang mampu mengerjakan sesuatu dengan baik, maka ia dapat melakukan lebih cepat dibandingkan orang yang tidak bekerja secara baik. Menulis adalah sebuah kecakapan atau keterampilan. Bila Anda menguasai secara detail pengerjaan tulis menulis, maka kecakapan itu akan berbanding lurus dengan kecepatan pengerjaan.

Menulis hal yang aktual dan sesuai dengan gaya selingkung media yang akan dituju, menjadi kunci sebuah tulisan diterbitkan. Setiap media memiliki gaya selingkung (tata aturan) masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. Misalnya, kita perlu mengetahui, berapa jumlah kata, ukuran huruf, jenis huruf, dalam artikel yang bisa dimuat di media itu, dan aturan penulisannya. Atau rubrik apa saja yang tersedia di media tersebut. Banyak faktor mengapa tulisan tidak diterima redaksi. Mungkin tulisan tidak aktual? Atau space dalam edisi penerbitan sudah penuh. Jadi bukan karena tulisan kita jelek atau sudah basi.

Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena kita masih mempunyai banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Draf tulisan yang jelek masih dapat diperbaiki daripada tidak ada draf sama sekali.

No comments:

Post a Comment