Komunitas Sejuta Guru Ngeblog

Komunitas Sejuta Guru Ngeblog
KSGN

Friday, April 10, 2020

Menulis Tentang Momen Spesial Kala Mengajar bersama Munif Chatib


Belajar Menulis Gelombang 4
Pertemuan 16           : Jumat, 3 April  2020
Waktu                         : Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Pemateri                    : Bpk. Munif Chatib
Topik                          : Menulis Tentang Momen Spesial Kala Mengajar
Peresume                  : Theresia Sri Rahayu, S.Pd. SD (theresiasrirahayu84@gmail.com)


MOMEN SPESIAL, 80 MENIT DI KELAS NERAKA BERSAMA GURUNYA MANUSIA

Handphone berdering, seorang teman, kepala sekolah, meminta waktu saya untuk dapat mengajar di SMP, tepatnya di kelas 8 B. Beliau mengatakan agar sekali dayung tiga empat pulau terlampau. Pak Munif mengajar  dengan strategi multiple intelligences, Para guru nanti mengobservasi. Setelah itu dibahas bersama dalam pelatihan guru. Saya menyetujui dengan senang hati. Namun, keringat dingin menjalar, ketika saya tanya mengapa harus SMP Kelas 8 B ?

“Itu kelas paling nakal, siswanya tidak bisa diatur. Hampir semua guru kewalahan mengajar di kelas itu. Siswanya tidak menghargai guru. Membuat “geregetan” guru dan akhirnya semangat guru menurun kala harus mengajar di kelas tersebut.” Saya cuma menelan ludah. Membayangkan mengajar tema “Menghormati Guru” di kelas yang semua siswanya paling tidak mau menghormati guru. Tak sabar menunggu subuh, saya mulai membuat lessonplan.

Apa yang Anda rasakan jika Anda menjadi guru seperti Pak Munif yang harus mengajar di kelas dengan kondisi tersebut ?

“Kami, para guru sudah habis – habisan, namun hasilnya masih tidak seberapa. Dengan cara apalagi?” keluh kepala sekolah. Beberapa guru bergantian menceritakan pengalaman yang mengerikan ketika mengajar kelas tersebut. Kaptennya adalah Si Malik, sang ketua kelas. Namanya mirip dengan nama Malaikat penjaga neraka.

Kira -  kira, bagaimana ending cerita di atas menurut Anda ? Apakah Pak Munif berhasil menaklukan kelas yang disebut sebagai kelas neraka tersebut dalam waktu 80 menit ? Anda tidak akan mengira, beginilah endingnya pengalaman belajar mengajar di “kelas neraka” :

Dan selanjutnya, ada air mata yang mengucur antara guru dan siswa. Alhamdulillah saya ucapkan ke hadirat Allah SWT, saya berhasil menutup 80 menit mengajar dengan cantik. Siswa mengamati pengertian tentang sikap menghormati, mengapa guru harus dihormati dan bagaimana cara siswa menghormati guru dalam kehidupan sehari – hari.

Sangat luar biasa bukan pengalaman belajar mengajar yang dilakukan oleh Pak Munif berdasarkan cerita di atas ?

Penulis pun merasa penasaran dengan sosok Pak Munif dari cerita di atas. Apakah beliau adalah tokoh dalam cerita fiksi, ataukah betul – betul seorang guru seperti                 kita ?

Sosok Gurunya Manusia


Munif Chatib, adalah seorang konsultan, praktisi pendidikan dan penulis buku pendidikan populer. Beliau lahir di Surabaya pada tanggal 5 Juli. Buku best seller yang ditulis beliau dengan judul “Sekolahnya Manusia” diterbitkan dan launching pertama kali di MP Book Point Jakarta pada tanggal 2 mei 2009, bertepatan dengan Peringatan Hari Pendidikan Nasional. Saat ini Munif Chatib menjabat sebagai CEO NEXT EDU INDONESIA, sebuah lembaga konsultan dan pelatihan guru di seluruh Indonesia dan luar negeri.

Beliau tak hanya menuangkan pemikirannya dalam buku – buku yang ditulisnya. Konsep “Sekolahnya Manusia” diaktualisasi dengan pada tahun 2000 dengan berdirinya TK Bangsa Sidoarjo, sekolah inklusi yang menerima Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan pendekatan pendidikan Quantum Learning. Berikutnya, pada tahun 2012, beliau mendirikan SD Plus Mutiara Ilmu Pandaan di Jawa Timur yang mengusung konsep “Sekolahnya Manusia”. Dan pada tahun 2015, beliau mendirikan sekolah model di Cibubur Bekasi yang bernama SMP – SMA School of Human, sekolah inklusi dan laboratorium penerapan konsep sekolahnya manusia secara nyata.

Kiprah beliau dalam bidang pendidikan sangat luar biasa. Pemikiran dan kerja nyata nya dari tahun 2012 – 2016 dibagikan dalam pendampingan 400 lebih sekolah dasar negeri di seluruh Kota Surabaya. Tak hanya itu, beliau juga turut membantu program Indonesia Mengajar dari tahun 2010 – 2016.

Munif Chatib terus menyebarkan dan mengembangkan alat riset kecerdasan yang disebutnya Multiple Intelligence Research (MIR) yang diyakininya sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi terbaik siswanya. MIR adalah dasar dari konsep “Sekolahnya Manusia” yang digagasnya sebagai sebuah konsep pendidikan yang humanis. Sekolah ini memandang bahwa semua siswa adalah “bintang” dan menjadikan semua gurunya sebagai asset terpenting dalam sebuah sekolah yaitu sebagai “Gurunya Manusia”. https://munifchatib.com 

Momen Spesial Gurunya Manusia


Apa itu Momen Spesial ?
Cerita 80 Menit di Kelas Neraka merupakan salah satu momen special bagi Pak Munif yang dituliskannya bersama momen spesial lainnya dalam buku “Gurunya Manusia”.
Menurut Pak Munif, momen spesial adalah kejadian khusus yang terjadi dalam proses pembelajaran antara guru dengan siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Momen spesial ini bisa menjadi sebuah kenangan seumur hidup karena termasuk pada jenis memori jangka panjang.

Secara lebih spesifik, momen spesial terdiri dari perubahan motivasi, perubahan kemampuan dan perubahan sikap. Masih ingatkah Anda dengan cerita “80 Menit di Kelas Neraka ?” inilah alasan Pak Munif menganggap bahwa pengalamannya itu merupakan sebuah momen spesial. Karena terjadi perubahan – perubahan yang dialami baik oleh kepala sekolah, guru, dan siswa di kelas 8 tersebut. “Dan selanjutnya, ada air mata yang mengucur antara guru dan siswa.” Dari kalimat tersebut, jelas terlihat bahwa ada momen spesial yang terjadi.
Kapan momen spesial terjadi ?
Proses belajar mengajar dilaksanakan melalui 3 tahapan yaitu : pendahuluan, inti, dan penutup. Masing – masing tahapan mempunyai peluang terjadinya sebuah momen spesial. Yang dibutuhkan untuk menangkap momen spesial ini adalah kepekaan guru. Sekecil apapun kejadian yang berkaitan dengan 3 bentuk perubahan yaitu perubahan motivasi, kemampuan, dan sikap harus dituliskan oleh guru. Minimal dalam satu kali mengajar, ada satu momen spesial yang bisa dituliskan.

Mengapa Momen Spesial Harus Dituliskan ?
Sebagai seorang guru dan juga penulis, kita harus menjadikan pengalaman belajar mengajar kita di kelas sebagai sebuah tulisan yang dapat menginspirasi banyak orang. Bukan tidak mungkin, jika pembaca akan terus mengenang kita melalui cerita atau tulisan yang kita bagikan. Sebab momen spesial yang kita tuliskan menjadi bagian dari memori jangka panjang dari para pembaca tulisan kita. Alangkah bahagianya juga kita sebagai penulis, jika ternyata tulisan yang kita bagikan dibaca, dikenang, dibagikan dan bahkan dicari oleh banyak orang.
Alasan lain yang membuat kita harus menuliskan momen spesial dalam blog kita adalah bahwa momen spesial merupakan jenis tulisan yang paling mudah untuk ditulis. Bentuknya yang merupakan artikel bebas, tidak ketat dengan segala macam aturan artikel ilmiah, juga merupakan penanda bahwa semua orang bisa menulis dan membagikan momen spesial mereka.

Bagaimana cara mengajar yang menghadirkan momen spesial ?
Sebagai seorang guru, tugas kita bukan hanya mentransfer sejumlah materi kepada siswa, tetapi juga menghadirkan momen spesial pembelajaran kepada mereka yang akan terus mereka kenang. Caranya adalah dengan menyajikan pembelajaran yang terkait hal – hal yang bisa menjadi memori jangka panjang bagi siswa, diantaranya : pengalaman pertama, hal yang berhubungan antara materi yang kita ajarkan dengan kehidupan mereka, hal yang diulang – ulang atau kejadian berulang, perasaan / emosi, dan pembelajaran untuk bertahan hidup.






Apa saja tahapan dalam menulis momen spesial ?
Ada 3 tahapan dalam menulis momen spesial, yaitu :
1.     Catat / rekam kejadian momen spesial pada saat terjadi, jangan ditunda.
2.     Elaborasi, mencari data – data pendukung terhadap momen spesial. Data bisa berupa : fakta, hasil wawancara (bertanya), dan imajinasi.
3.     Menulis dalam bentuk artikel bebas.

Apa saja tips menulis momen spesial ?
Dalam setiap kesempatan sharing bersama guru, Pak Munif membagikan tips menulis momen spesial sebagai berikut :
·           Menulis saja dulu sesuai pengalaman mengajar dan momen spesial yang terjadi, kesampingkan dulu masalah ejaan dan aturan penulisan.
·           Menulislah dengan perasaan yang bebas agar kita mudah menuangkan pokok pikiran
·           Menulis dahulu, edit kemudian. Banyak tulisan yang tidak selesai karena terlalu banyak mengedit.
·           Tuliskan kesimpulan berupa pesan moral atau informasi yang ingin dibagikan kepada pembaca
·           Jika kita menangkap banyak momen spesial saat satu kali mengajar, kumpulkan saja dalam bentuk kalimat pendek. Sedangkan untuk menuliskannya, mulailah dari momen yang menurut kita paling mudah untuk menuliskannya. Jangan langsung menuliskannya semua.
·           Kembangkan tulisan melalui pertanyaan – pertanyaan penunjuk, seperti : Apa masalahnya ? Apa penyebabnya ? Apa dampaknya jika masalah tidak                 selesai ? Apa hikmah dari kejadian itu ?
·           Gunakan alat bantu untuk menangkap momen spesial, seperti foto dan rekaman video.
·           Jika kita menemukan momen spesial berupa perilaku negatif siswa, lakukan refleksi pembelajaran, bisa dengan menanyakan pertanyaan – pertanyaan berikut pada diri kita sendiri :
1)    Apakah ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan kita
2)    Mengapa siswa tersebut tidak memperhatikan penjelasan kita ?
3)    Apakah ada siswa yang membantah kita ?
4)    Mengapa siswa tersebut membantah kita ?
·         Untuk menuliskan momen spesial yang negatif, sebaiknya kita menuliskan nama siswa dengan inisial, namun jika dapat memberikan inspirasi bagi pembaca yang lain, bisa menggunakan nama asli.

Kesimpulan :
·         Momen spesial dapat menjadi bahan baku untuk menulis
·         Berlatihlah untuk menulis. Awali dengan menulis semampunya Jangan khawatir salah dalam kaidah penulisan.
·         Tuangkan semua kejadian / momen spesial ke dalam tulisan kita.
·         Guru harus bisa memainkan 3 peran yaitu menjadi guru, orang tua, dan sahabat bagi siswa
·         Berlatihlah untuk menjadi lebih peka terhadap kebutuhan siswa. Ubahlah mindset guru terhadap siswa berperilaku negatif bahwa “Tidak ada siswa yang nakal, melainkan siswa yang belum terpenuhi kebutuhannya.”


2 comments:

  1. Momen spesial bisa dijadikan bagan untuk menulis, menulis setiap hari, optimalkan 3 fungsi guru, guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, guru sebagai sahabat bagi siswanya. Mantap

    ReplyDelete