Komunitas Sejuta Guru Ngeblog

Komunitas Sejuta Guru Ngeblog
KSGN

Saturday, July 18, 2020

Kata Sambutan Bapak Hamid Muhammad Untuk Buku Menciptakan Pola Pembelajaran Efektif dari Rumah


Sambutan Plt. Direktur Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud



Pandemi global Covid-19 memberi tantangan baru pada dunia pendidikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kondisi ini disikapi dengan beragam upaya dan solusi, mulai dari penerbitan regulasi hingga panduan pembelajaran yang disampaikan melalui media cetak, daring, dan seminar-webinar virtual. Banjir informasi di dunia maya di satu sisi memberi perspektif baru dalam menyelesaikan persoalan, namun di sisi lain menimbulkan kegamangan dalam implementasinya.


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sendiri telah menjalankan kebijakan yang dipandang perlu. Menyodorkan paradigma baru dalam pembelajaran sehingga menghasilkan perilaku baru baik di kalangan birokrasi pendidikan, kepala sekolah, guru, siswa, maupun orang tua. Hal itu tidaklah mudah karena memang kondisi pandemi global ini baru kali pertama terjadi di abad XXI. Kita semua belajar dari nol namun, sebenarnya, modal untuk menjawab tantangan itu sudah tersedia melimpah di depan mata. Kita diajak untuk kembali menyimak dan “dipaksa” menerapkan konsep-konsep pendidikan yang sudah lama digaungkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Konsep seperti guru adalah mitra siswa, orang tua adalah guru pertama dan utama, rumah adalah sekolah pertama anak, dan pentingnya kolaborasi tripusat pendidikan (rumah, sekolah, masyarakat) seakan tak terelakkan untuk segera direalisasikan secara serius. 


Kemendikbud telah memberi rambu-rambu umum melalui program Belajar dari Rumah (BDR) dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), misalnya beri pengalaman belajar bermakna, tidak perlu mengejar ketuntasan kurikulum, dan fokus pada kecakapan hidup. Dengan semangat kemandirian, rambu-rambu tersebut mudah dijalankan. Bahkan, memberi ruang bagi guru dan kepala sekolah untuk menjalankan kreasi dan inovasi sesuai dengan kondisi dan budaya setempat. 


Belajar dari kondisi sebelumnya, satu hal yang perlu ditekankan dalam PJJ ke depan adalah menghindari timbulnya kesan di benak siswa bahwa guru mereka berubah menjadi pemberi tugas. Substansi pemberian tugas kepada siswa bukanlah produk yang bersifat konkret, melainkan pengalaman bermakna saat mereka mengerjakan tugas. Guru perlu menciptakan interaksi baru dengan siswa-siswinya yang menerobos batasan jarak sehingga memudahkan mereka melakukan transfer nilai (value) dan pendidikan karakter.  
 

Bagaimanapun, keberhasilan BDR dan PJJ terletak pada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Kualifikasi dan kompetensi guru sebenarnya teruji di masa pandemi ini. Hal termudah untuk menilai kualitas seorang guru tercermin pada sikap, pola pikir, dan perasaan siswanya.


Kunci utama suksesnya kegiatan pembelajaran, baik dilakukan secara tatap muka di ruang kelas maupun virtual, adalah guru mengetahui dan mampu memenuhi kebutuhan siswa. Sayangnya, namun perlu disampaikan, guru dengan segudang prestasi dan pengalaman tidak menjamin sukses saat berhadapan dengan siswa. Pemanfaatan berbagai sumber belajar yang mudah dijangkau siswa, penciptaan pola belajar baru yang adaptif dengan kondisi dan budaya siswa, dan penggunaan metode pembelajaran yang memberi pengalaman bermakna kepada siswa, menjadi tantangan tersendiri yang harus dijawab oleh guru.


Kegiatan pembelajaran kini didorong pada penyiapan kompetensi literasi dan numerasi peserta didik. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang akan dilaksanakan pada 2021, menegaskan kembali amanat Kurikulum 2013 bahwa segala aktivitas pembelajaran tidak lagi berorientasi pada hafalan dan penguasaan materi pelajaran. Kemitraan guru dan siswa sebagai sama-sama pembelajar diarahkan pada penguasaan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah melalui kegiatan membaca.


Dalam konteks literasi mendukung AKM, program membaca harus tetap dijalankan. Baik guru maupun siswa sama-sama membaca di rumah. Ada jurnal membaca yang mengawal proses membaca dijalankan untuk menguatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.


Buku ini memuat tips, saran, dan praktik baik guru yang inspiratif. Bagaimana ke-47 guru berupaya menjelaskan konsep dan metode pembelajaran yang menyenangkan, efektif, komprehensif, dan bermakna. Dapat menjadi refleksi bagi guru, kepala sekolah, orang tua, dan jajaran birokrasi pendidikan dalam mengevaluasi proses yang sudah berjalan. Inovasi, tips, masukan, harapan, kendala, dan solusi yang termuat dalam buku ini sangat berharga dalam melengkapi khasanah dunia pendidikan tanah air. Selamat membaca!



           
Jakarta, Juli 2020
Plt. Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen




Hamid Muhammad, Ph.D.

15 comments:

  1. Top Om Jay....mengalir terus banjir buku buku baru karya guru bloger...

    ReplyDelete
  2. Top Om Jay....mengalir terus banjir buku buku baru karya guru bloger...

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah...smkin mnmbah motivasi tentunya...top markotop lah pokoke😊👍

    ReplyDelete
  4. Terima kasih atas kata pengantarnya sebagai apresiasi tulisan guru blogger Indonesia

    ReplyDelete
  5. Orang tua adalah guru utama, kembali pada yang seharusnya, mantap pencerahan.

    ReplyDelete
  6. Keren, Selamat dan sukses untuk Om Jay dan semua penulis...

    ReplyDelete
  7. Materi berkwalitas...keren

    ReplyDelete
  8. Mantap & sangat bermanfaat serta sangat berkualitas om Jay

    ReplyDelete
  9. Selamat, barokallaahu OmJay dan para penulis

    ReplyDelete