Komunitas Sejuta Guru Ngeblog

Komunitas Sejuta Guru Ngeblog
KSGN

Friday, July 10, 2020

Jangan Diulang Lagi

Pilih Ditilang atau Damai? 


Kemarin mobil saya diberhentikan pak polisi. Katanya saya telah melanggar jalur busway. 

Harus saya akui. Saya telah melanggar peraturan lalu lintas pagi ini.  Sebab jalur busway memang bukan untuk kendaraan pribadi. 

Saya mencoba membela diri dan minta untuk tidak ditilang. Pasalnya begitu turun dari tol layang,  saya terjebak macet. Saya melihat jalur busway kosong dan saya melihat putaran balik arah di sebelah kanan tidak jauh lagi. 

Melihat banyak mobil dan motor yang lewat sana, saya ikuti saja.  Tapi untung tak dapat diraih,  malang tak dapat ditolak oleh saya. Pak polisi justru menunggu di putaran itu. Jadilah saya korban yang tertangkap basah melakukan pelanggaran itu. 

Pak polisi mengucapkan selamat pagi. Ganteng sekali pak polisi. Kemudian meminta nomor Stnk dan Sim saya. Untunglah lengkap semuanya. 

Saya minta kepada pak polisi yang baik hati agar tak ditilang kali ini. Saya mengakui kalau saya salah kepada polisi. Pak polisi menawarkan proses damai. Uang 50.000 akhirnya berpindah tangan. Saya senang dan pak polisipun senang. Kami sama-sama senang. 

Saya melakukan kesalahan lagi. Saya telah ikut berkontribusi melancarkan pungli. Habis bagaimana lagi? Hanya itu pilihan yang ada di hati. 

Saya pernah jadi orang yang idialis. Semua uang hrus masuk kas negara.  Ketika pak Polisi melakukan proses tilang, sewaktu saya melakukan kesalahan lewat jalur cepat naik sepeda motor. 

SIM C motor saya diambil petugas, dan saya diminta mengikuti proses pengadilan. 

Uang memang lari ke kas negara. Tapi waktu saya jadi tersita. Kalau ingat itu, bila ditilang saya pilih jalan damai saja. 

Ternyata apa yang saya alami juga dialami kakak ipar saya. Kakak ipar juga kena tilang di tempat yang sama. Proses damaipun jadi pilihan yang tak bisa terelakkan. Sebab kakak ipar saya orang Bandung dan tidak tahu aturan baru berlalu lintas di kota Jakarta. 

Saya menjadi senyam senyum sendiri. Saya jadi mentertawakan diri saya sendiri. Apalagi ketika di dompet hanya tinggal selembar uang berwarna merah. Saya minta pak Polisi kembaliannya. Kata saya buat makan siang nantinya. 

Ternyata pak Polisi yang baik hati ini duitnya banyak sekali. Pak polisi pindah posisi.  Dari sebelah kanan saya ke sebelah kiri. Lalu mengucapkan terima kasih dan mengembalikan uang 50.000 di kursi. 

Sim A dan stnk mobil dikembalikannya. Diletakkan di kursi mobil sebelah kiri. Sambil terus berpesan agar mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku saat ini. 

Kalau ingat adegan itu,  saya jadi senyum dikulum sambil memperlihatkan gigi. Pagi itu saya telah ikut andil mengajak pak polisi untuk berdamai diri.  Semoga tak terulang lagi. Hihihihi... 

Mungkin yang melakukan  kesalahan ini bukan saya saja. Lebih baik damai daripada ditilang. Kita sudah melakukan perbuatan tercela dan pada akhirnya membuat pak polisi ikut terlibat di dalamnya. Mohon jangan diulangi lagi ya! 


Salam Blogger Persahabatan 


Omjay 
Guru Blogger Indonesia 
Blog http://wijayalabs.com

3 comments: