Komunitas Sejuta Guru Ngeblog

Komunitas Sejuta Guru Ngeblog
KSGN

Tuesday, March 31, 2020

Ketika Kucing-Kucing Memanggil Para Guru Blogger Untuk Menulis

Covid-19 Mengiang Meong



Pagi ini 4 ekor Meong sedang bengong pada locusnya masing-masing. Tiga mendongak sementara satunya merenung. Ketiga yang mendongak bagai memasang pendengaran pada kabar-kabar tentang penyebaran dan upaya pencegahan menularnya covid-19. Seekor merenung mungkin sedang berpikir, apakah tuan dan puan di rumahnya sudah dan atau sedang sibuk mengikuti protokol kesehatan?

Para Meong tidak sabar mengikuti perkembangan berita selanjutnya. Mereka menekur diri di ruang-ruang yang telah disediakan pemiliknya masing-masing. Mereka menunggu diberi asupan bila penghuni rumah pun mengasupi diri mereka dengan persediaan yang entah pengadaannya harus memperhatikan protokol kesehatan pula. Covid-19 telah mengantar pikir dan dengung kabar tak tenang hingga Meong pun tak dapat menenangkan diri.

KIni sambil menunggu kabar terbaru, mereka duduk diam saja di rumah. Tapi, terdengar kabar dari tetangga ketika seekor yang lain di sana mengeong, ia melantunkan kabar bahwa para guru sedang giat berlatih menulis. Semoga mereka makin trampil menulis di antarnya tentang para Meong dan Covid-19 bermakhota maut.

(Heronimus Bani)

Astaga 

Petang itu sangat redup. Lampu _ lampu kota Semarang begitu indah. Marko asik menunggu mamanya di toko oleh _ oleh Pandanaran bersama adiknya Andra. 

Dia duduk di cafe sambil melihat gadget. Bagus sekali tempat itu. Mama Marko ibu Martha sedang menyiapkan oleh_ oleh untuk mertuanya dari Pemalang. Mereka naik mobil ke toko itu. Marko yang menyetir. Dia menikmati secangkir  coklat hangat dan sepotong kue brownies lumer kesukaanya sementara adiknya disampingnya minum susu dan stick kentang Lalu lalang orang yang sibuk berbelanja tidak mengganggu pikirannya. Mama Marko menghampiri tempat duduk mereka. Kemudian mereka pulang kerumah.

Diperjalanan Marko dan Andra bercanda. Mama Marko membagi makanan untuk mereka. 
Dipertigaan jalan menuju rumah Marko ingat kalau itu hari ulang tahunnya. Dan dia sudah janjian dengan kekasihnya untuk bertemu. Dia lalu mempercepat mengendarai mobil. Pamit kepada mama dan papanya untuk menemui Sandra.

Tiba dirumah Sandra ternyata sepi. Marko mencoba untuk menghubungi tetapi gagal. Hampir dua jam Marko menunggu. Akhirnya dia kembali lagi kerumah. Sedih hatinya. 
Karena perasaan sedang galau. Marko menuju ke ruang tengah. Dia gelisah. Apa yang terjadi dengan Sandra.

Tiba _ tiba bel berbunyi . Tetapi  tidak ada orang. Bel berbunyi lagi. Dia keluar tidak ada orang lagi. Wah ada yang menjahiliku. Pikir Marko. Kesal rasanya.

Hingga dia keluar rumah. Sudah larut malam. Di pertigaan jalan dia melihat kardus. Ada anak kucing baru lahir disana.

Dia bawa anak kucing itu kerumah. Karena mungkin tidak ada yang punya. Taraaaa. Seorang bapak memanggil dia .  "Marko jangan diambil, itu kucing cucu saya."katanya.  Baru melahirkan disana. Marko malu. Dia minta maaf. Tetangganya keluar melihat kejadian itu. Sungguh apes pikirnya. Tobat . Tobat. 

Penulis
Prihariyani,S.Pd.,M.Hum.
SMPN 3 Mranggen
Demak
Jawa Tengah.

Kucing kucing manja

Oleh.Eva hariyati

Posisi santai sambil sesekali menjilati bulunya dan menatap kami yang duduk santai didepan Tv.

Meong meong meong meong saling bersahutan saat si kakak mengangkat piring untuk makan, seolah tahu saatnya mendapatkan makanan dari tuannya.

Takkann berhenti mengeluskan badan ke kaki si kakak dan terus mengeong hingga tersaji santapan makan untuknya.
Kucing kucing manja, mata berbinar setelah kenyang

Kucing Kecilku

Kucing dirumahku berwarna "kembang telon" (kuning, hitam dan putih) lucu dan imut. Tiap hari selalu menemaniku saat aku di rumah.

Dia anak kucing yang ku ambil di jalan, ketika aku pulang sekolah. Saat melintasi batas desa terdengar suara lirih dan serak diantara rerumputan. Setelah ku cari-cari akhirnya ketemu juga, seekor anak kucing kurus dan sedikit terhuyung- huyung mendekatiku. Tanpa pikir panjang ku bawa dia pulang.

Sekarang si "kembang telon" itu sudah sehat dan imut. Meskipun belum tumbuh maksimal tp "ngangeni' untuk mengelusnya. Dan yang ngangeni lagi dia pasti tiduran didekatku saat aku santai-santai di ruang keluarga bersama keluargaku.


Agus Purwadi
SMP N 4 Ponjong

Ketty, Aku Kehilangan

Tiga hari berlalu, aku belum bisa melupakan kesedihanku. Hari ini aku baru mencoba untuk mulai kuliah lagi. Sebenarnya aku masih malas untuk pergi kuliah karena aku pasti tak bisa konsentrasi juga menjalani perkuliahan. Setelah bersiap, dengan malas aku naik sepeda motorku menuju ke kampus tempatku kuliah.

Selama dalam perjalanan, pikiranku hanya berisi kesedihan akan kehilangan Ketty. Rasa kehilangan yang begitu menyedihkan. Menyaksikan Ketty menghembuskan napas terakhirnya di depan mataku sungguh memilukan. Sepanjang kegiatan perkuliahan, aku tak bisa berkonsentrasi.

Pulang kuliah, aku termenung di meja makan. Makan siangku hanya habis setengah. "Gie, gak baik sedih berkepanjangan gitu," ujar ibuku sambil mengusap-usap pundakku. "Ibu tau kamu sayang banget sama Ketty tapi kan ajalnya telah tiba. Kita gak bisa menolak takdir." Aku jadi agak tenang dengan kata-kata lembut ibu. "Nanti kita beli kucing lain yang belang-belang kayak Ketty  juga ya, Ngie," bujuk ibuku. Aku hanya bisa mengangguk.

Edi syahputra.H 
SMA Negeri 13 Banda Aceh
01042020

4 EKOR KUCING. Belajar Menulis Gelombang 7

            Ada 4 ekor kucing dalam satu frame. Berbeda-beda warna dan corak, semuanya kucing kampung. Keempatnya sedang istirahat, sudah makan atau belum ya. Kelihatannya gusar. Sepertinya belum kenyang dan perutnya masih kroncongan.

            Keempat kecing tersebut kelihatannya terurus dan berbulu indah, Dua ekor sorot matanya tajam, memandang sesuatu, mencari arah atau melihat di kegelapan malam. Dua ekor lainnya sedang santai menjilati bulunya. Kucing juga memiliki ekor. Ekor ini digunakannya untuk menjaga keseimbangan.

            Ada 2 macam kucing, kucing rumahan dan kucing liar. Kucing rumahan biasanya dipelihara manusia dimana saja menjadi ‘pet’ dirumah. Sementara kucing liar dan biasa berbadan besar dan berkuku lebih tajam, biasanya berada di hutan.

Haddy Priady, SDN Mampang Prapatan 03


Astaga 

Petang itu sangat redup. Lampu-lampu kota Semarang begitu indah. Marko asik menunggu mamanya di toko oleh-oleh Pandanaran bersama adiknya Andra. 

Dia duduk di cafe sambil melihat gadget. Bagus sekali tempat itu. Mama Marko ibu Martha sedang menyiapkan oleh_ oleh untuk mertuanya dari Pemalang. Mereka naik mobil ke toko itu. Marko yang menyetir. Dia menikmati secangkir  coklat hangat dan sepotong kue brownies lumer kesukaanya sementara adiknya disampingnya minum susu dan stick kentang Lalu lalang orang yang sibuk berbelanja tidak mengganggu pikirannya. Mama Marko menghampiri tempat duduk mereka. Kemudian mereka pulang kerumah. 

Diperjalanan Marko dan Andra bercanda. Mama Marko membagi makanan untuk mereka. 
Dipertigaan jalan menuju rumah Marko ingat kalau itu hari ulang tahunnya. Dan dia sudah janjian dengan kekasihnya untuk bertemu. Dia lalu mempercepat mengendarai mobil. Pamit kepada mama dan papanya untuk menemui Sandra. 

Tiba dirumah Sandra ternyata sepi. Marko mencoba untuk menghubungi tetapi gagal. Hampir dua jam Marko menunggu. Akhirnya dia kembali lagi kerumah. Sedih hatinya. 

Karena perasaan sedang galau. Marko menuju ke ruang tengah. Dia gelisah. Apa yang terjadi dengan Sandra. 
Tiba _ tiba bel berbunyi . Tetapi  tidak ada orang. Bel berbunyi lagi. Dia keluar tidak ada orang lagi. Wah ada yang menjahiliku. Pikir Marko. Kesal rasanya. 

Hingga dia keluar rumah. Sudah larut malam. Di pertigaan jalan dia melihat kardus. Ada anak kucing baru lahir disana. 

Dia bawa anak kucing itu kerumah. Karena mungkin tidak ada yang punya. Taraaaa. Seorang bapak memanggil dia .  "Marko jangan diambil, itu kucing cucu saya."katanya.  Baru melahirkan disana. Marko malu. Dia minta maaf. Tetangganya keluar melihat kejadian itu. Sungguh apes pikirnya. Tobat . Tobat. 

Penulis
Prihariyani,S.Pd.,M.Hum.
SMPN 3 Mranggen
Demak, Jawa Tengah


KUCING YANG MANIS

Si Manis. Itulah nama kucing peliharaan saya. Diberi nama Manis karena bulunya yang halus dan tebal serta warna bulunya berbintik keemasan. Memelihara si Manis adalah suatu kebangaan sekaligus hiburan. Karena tidak hanya jinak tapi juga menghibur. Apa lagi putra bungus saya Bonaparte suka bermain lucu-lucuan dengan si manis. Memang kelihatannya putra bungsu saya Bonaparte menyukai bintang sehingga tidak heran kalau anak saya cepat akrab dan bermain dengan si Manis.

Memelihara kucing si Manis tidak hanya sekedar menghibur tapi juga sebagai security dalam menjaga keamanan rumah semisalnya menjaga rumah dari tikus-tikus yang nakal. Ada hal lain yang bagi saya begitu menarik juga bahwa selain kelebihan-kelebihan dari si Manis. Ternyata si Manis kucing peliharaan saya merupakan seekor binatang yang penyanyang dan setia.

Yang lebih indah lagi ketika saya pulang dari sekolah saya begitu bersemangat karena selain di sambut oleh istri tercinta dan putra bungsu Bonaparte, ada juga si Manis yang juga menyambut saya dengan begitu lucunya. Ya memelihara dan memiliki si Manis bagi saya adalah suatu berkat. Mari kita memelihara kucing cara kita juga mengasihi makhluk hidup yang lain. 

Alberd W. Dano
Guru SMAN 1 LOBALAIN. ROTE NDAO. NUSA TENGGARA TIMUR.


Mitos atau Fakta

Kata orang bila saat berkendara menabrak kucing hingga mati , itu akan apes , mitos atau fakta ?

Waktu sudah tengah malam ketika kami melakukan perjalanan pulang dari Sukabumi menuju Bogor , mobil yang dikendarai suamiku menabrak seekor kucing hingga mati , karena khawatir dengan pernyataan tadi , kami berhenti mengambil kucing itu dan kami kubur kan dengan baik ditepi jalan yang sepi itu , lalu kami lanjutkan perjalanan.

Kejadian tadi cukup mengganggu ingatanku , terkait akan keyakinan mitos atau fakta , seperti berada di persimpangan , percaya atau tidak ?

Tidak berselang lama mobil yang kami tumpangi terasa tidak nyaman , dan benar saja ban mobil kami bocor. Cuaca gerimis , kedua putriku sudah mengantuk , hanya suamiku satu-satunya yang bisa diandalkan , Beberapa bengkel online yang kami hubungi juga tidak bisa melayani. Bersyukur dalam waktu hampir satu jam kami bisa lanjutkan perjalanan pulang.

Namun di benak ini masih tetap bertanya, adakah hubungan antara menabrak kucing hingga mati dengan bocor nya ban mobil ? 

Mungkin orang diluar sana masih ada yang berpendapat bahwa bila saat berkendara menabrak kucing hingga mati akan apes , faktanya aku alami.
Jadi mitos atau fakta ??

Supriyati
SDN Surakarya 01

Bojonggede Bogor


1 comment: