Saya berterima kasih kepada para penerbit yang sudah menolak buku yang saya susun. Dengan begitu buku yang saya susun menjadi layak jual. Coba kalau seandainya naskah buku saya langsung diterima, pasti banyak yang tidak laku karena isinya kurang menarik hati pembaca. Saya jadi banyak belajar semenjak buku ditolak penerbit mayor. Saya perbaiki dan terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca. Butuh waktu lama mengerjakannya. Saya pantang menyerah. Saya belajar dari penolakan. Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu pantang untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus sampai tujuan walaupun akan banyak ombak besar menghadang. Tidaka ada nahkoda ulung yang tidak melalui lautan yang berombak ganas. Ketika bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti tulisanmu akan layak jual.
Saya berterima kasih kepada para penerbit
ReplyDeleteyang sudah menolak buku yang saya susun. Dengan
begitu buku yang saya susun menjadi layak jual.
Coba kalau seandainya naskah buku saya langsung
diterima, pasti banyak yang tidak laku karena
isinya kurang menarik hati pembaca.
Saya jadi banyak belajar semenjak buku
ditolak penerbit mayor. Saya perbaiki dan terus
perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak
dibaca. Butuh waktu lama mengerjakannya. Saya
pantang menyerah. Saya belajar dari penolakan.
Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu
pantang untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus
sampai tujuan walaupun akan banyak ombak besar
menghadang. Tidaka ada nahkoda ulung yang tidak
melalui lautan yang berombak ganas.
Ketika bukumu ditolak penerbit, teruslah
menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika
engkau terus menulis, maka tulisanmu akan
semakin tajam dan nendang. Pasti tulisanmu akan
layak jual.
Saya termasuk yang malas menulis
ReplyDelete