Selama bekerja dari rumah atau work from home, saya bekerja dari teras rumah. Tempat tersebut saya sulap jadi kantor dadakan.
Komputer laptop dan kipas angin saya pindahkan ke teras rumah yang menjadi kantor saya selama pembelajaran jarak jauh atau PJJ.
Dari pagi hingga malam hari saya bekerja di teras rumah. Setiap hari banyak orang lewat yang berjualan keliling di depan rumah.
Pagi hari ada tukang bubur dan lontong sayur menjajakan dagangannya. Juga tukng sayur dengan langganan ibu-ibu kompleks.
Siang hari ada tukang ketoprak, gado gado lontong dan tukang es cingcau lewat. Ada juga tukang susu murni dan es krim.
Sore hari ada tukang somay dan bakso malang lewat. Juga ada tukang getuk dan kue putu lewat setiap sore hari.
Malam hari ada tukang nasi goreng dan sekoteng lewat rumah. Terkadang ada tukang sate madura dan sate padang lewat.
Para pedagang keliling itu setiap hari lewat depan teras rumah saya. Mereka setiap hari tak kenal lelah menjajakan dagangannya.
Saya jarang membeli dagangan mereka. Pertama karena istri sudah memasak dan kedua saya belum punya uang buat jajan.
Suatu ketika saya membeli sekoteng dan ngobrol sama tukang sekoteng. Namanya mang Ujang. Nama beliau sangat terkenal di kompleks perumahan kami.
Saya tanya sama beliau. "Apa tidak bosan lewat rumah saya setiap hari mang?"
Beliau menjawab, "Tidak".
Lalu saya tanya lagi. "Kan saya tidak setiap hari beli mang?"
Jawaban beliau membuat saya terpana. Saya merasa malu dibuatnya.
"Bisa jadi hari ini pak haji tidak beli. Mungkin besok atau lusa pak haji akan beli sekoteng mamang. "
Katanya setiap hari yang beli banyak dan orangnya berganti-ganti. Mang Ujang tidak pernah merugi karena setiap hari ada saja yang membeli sekotengnya.
Sekoteng Mang Ujang memang paling enak. Beliau berjualan dari saya masih sekolah SMP dan tinggal sama orang tua. Pernah ada tukang sekoteng lain. Tapi rasanya tak senikmat sekoteng Mang Ujang.
Malam itu saya ngobrol lama dengan beliau. Saya gali pengalaman beliau berdagang sekoteng. Bahkan beliau bisa membeli tanah dan rumah dari hasil berjualan sekoteng keliling.
Bekerja hanya 6 jam saja setiap hari. Dari jam 18.00 sampai 24.00 wib. Pulang bawa uang sekitar 200 sampai 300 ribu. Katanya bisa dapat untung bersih 100 ribu per malam.
Malam itu saya belajar berdagang dan memasarkan dagangannya kepada Mang Ujang. Tukang sekoteng yang selalu lewat setiap hari di depan rumah.
Meskipun tak setiap hari saya membeli dagangannya, Mang Ujang tetap menyapa saya yang sedang asyik dengan laptopnya.
Saya belajar kesabaran dalam berjualan dari Mang Ujang dalam teknik pemasaran buku.
Setiap hari saya sempatkan memasarkan buku terbaru saya. Alhamdulillah selalu ada yang japri memesan bukunya.
Saya mencetak buku tergantung yang pesan saja. Supaya saya tidak terlalu lama menyimpan bukunya. Sebab ruah saya rawan banjir. Tahun ini saya kehilangan banyak buku karena terendam banjir.
Alhamdulillah buku agar pjj tak lagi membosankan banyak yang pesan. Sudah lebih dari 150 buku terkirim ke seluruh pelosok nusantara. Bang Dian Kelana membantu saya mengirimkannya melalui jasa jne.
Sementara itu buku terbaru Awas Virus Corona Mengintai Anda sudah dipesan 35 buku. Semoga target penjualan 100 buku tercapai sampai akhir tahun ini. Aamiin.
Saya tak akan pernah putus asa bila anda belum membeli buku terbaru saya hari ini. Mungkin besok atau lusa anda akan tertarik dan membeli bukunya. Lalu merekomendasikan buku saya kepada para kerabat dan handai tolan.
Saya akan terus mendoakan anda supaya mendapatkan rezeki yang berlimpah. Ketika uang sudah ada, anda bisa memesan buku yang kami tawarkan. Bayar di tempat tak apalah untuk menjaga kepercayaan.
Teman saya sekantor selalu menasehati. Jangan pelit beli buku karena buku adalah jendela dunia. Dengan membaca buku anda akan berkeling dunia. Begitulah pesannya kepada saya.
Semenjak itu, saya selalu mengalokasikan dana untuk membeli buku baru. Bisa buku yang berasal dari komunitas guru atau saya membelinya langsung di toko buku.
Kata-kata Mang Ujang tukang sekoteng langganan saya selalu tengiang-ngiang di telinga.
"Bisa jadi bapak haji tak membeli dagangan saya hari ini. Mungkin besok atau lusa bapak haji akan membeli dagangan saya".
Terima kasih Mang Ujang. Beliau adalah guru saya dalam berdagang.
Bedanya hanya barang jualannya saja. Beliau dagang sekoteng setiap malam dan saya berdagang buku dari hasil menulis setiap hari di Blog yang tak pernah berhenti pembacanya.
Salam Blogger persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Masyaallah ❤️ barokallahufiik
ReplyDeleteBelajar bisa dari mana saja
ReplyDeleteOmjay dari mang ujang. Kita dari omjay. Mantaap
ReplyDeleteselalu menginspirasi...
ReplyDeletebang Jay nan kerenz
Alhamdulillah....kisah atw cerita inspiratif....
ReplyDeleteTerimakasih Om Jay sehat selalu untuk terus berbagi dan menginspirasi.
Alhamdulillah... semoga saya banyak belajar dari Om Jay terima kasih ilmunya
ReplyDeleteAlhamdulillah.Tulisan Omjay selalu bisa menginspirasi.
ReplyDelete