Selama proses School From
Home beberapa saat lalu, setiap guru mapel memberikan tugas kepada siswa
melalui wali kelas untuk diteruskan ke grup orang tua dan siswa. Penugasan dilaksanakan
sesuai jadwal mapel yang sudah di rancang ulang khusus SFH yakni hanya 2 mapel
per harinya. Siswa diberikan batas waktu pengumpulan tugas selambatnya pukul
21.00 WIB karena mempertimbangkan kondisi beberapa siswa yang tidak memiliki HP
atau laptop serta harus menunggu orang tua pulang kerja untuk pembimbingannya.
Biasanya setiap guru
memberikan sebuah video tutorial atau penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari, lalu dilanjutkan dengan tugas yang dikumpulkan dalam bentuk data word, foto
dan video untuk dikirimkan melalui Gmail atau Whatsapp guru mapel. Namun, ada pula
beberapa guru yang menggunakan aplikasi Quizizz, Google Classroom, Youtube,
namun sangat jarang para guru menggunakan Skype atau Zoom, dikarenakan tidak
semua siswa bisa mengoperasikan aplikasi tersebut, khususnya siswa kelas 7 SMP dan
juga keterbatasan perangkat yang mereka punya.
Setiap harinya, guru harus
mengisi form dalam bentuk spreadsheet untuk melaporkan materi yang diajarkan,
progress penugasan siswa dan bukti tugas atau hasil karya siswa. Alhamdulillah,
SFH berjalan cukup baik hanya saja ada kendala-kendala yang kami coba rangkum
mengingat SFH ini akan berjalan lagi di tahun pelajaran baru ini.
Berikut
kendala yang kami hadapi selama masa SFH :
Pertama,
Tidak semua siswa memiliki perangkat elektronik yang mumpuni
dan dapat mengoperasikannya
dengan baik.
Kedua,
Ada saja siswa yang tidak mengumpulkan tugas baik karena
alasan nomor 1 maupun kurangnya kontrol orang tua.
Ketiga,
Guru monoton dalam memberikan materi/penugasan sehingga siswa
merasa jenuh dan agak terbebani.
Keempat,
Siswa tidak serius mengerjakan tugas bahkan ada yang
mengerjakannya asal (tidak sesuai instruksi) dan menganggap "yang penting
ngumpulin".
Kelima.
Guru sulit memberikan feedback kepada siswa. Setelah guru
mengoreksi tugas mereka, guru memberikan feedback melalui email dan meminta
mereka untuk memperbaiki jawaban yang masih kurang tepat, namun sedikit sekali
dari mereka yang membalas email tersebut.
Demikian yang dapat kami gambarkan,
terima kasih.
Betul semua om Jay
ReplyDeleteSaya mengalami Hal yg sama, .
ReplyDeleteBetul Om Jay, kami juga mengalami hal yg sama..
ReplyDeleteYa..mengalami..
ReplyDeleteBetul Om pasti ada saja kelemahannya. Nggak punya kuota jadi alasan padahal bisa main game. mungkinitulah seninya mengajar era pandemi ya Om
ReplyDelete